OPINI - Ada tiga (3) jenis belanja daerah yang utama dalam APBD, yaitu Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal. (Tambah: Dana Transfer Desa/Nagari untuk kabupaten)
Dua (2) jenis belanja pertama, lebih untuk pemenuhan kebutuhan aparatur negara dan penyelenggaraan tugas-tugas kepemerintahan. Sedangkan belanja yang bersentuhan langsung dengan masyarakat di daerah adalah belanja modal.
Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga akan memberikan manfaat tersendiri pada periode tertentu. Dalam hal ini, pembelanjaan modal yang dimaksud dapat berupa tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, irigasi, jaringan , maupun dalam bentuk fisik lainnya, seperti buku, hewan ternak dan lain sebagainya.
Menjadi penting karena masyarakat di daerah membutuhkan sarana prasarana dan alat produksi untuk bisa mengembangkan usahanya. Pemerintah Daerah dapat membantu pengembangan ekonomi kerakyatan dengan memperbanyak belanja modal yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Tentu saja dengan terlebih dahulu memahami potensi-potensi usaha ekonomi masyarakat yang bisa memberi 'multiplier efek' percepatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengaruh belanja modal terhadap perkenomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Salahsatunya adalah Endy Grade Tampubolon (peneliti dari universitas indraprasta, Jakarta).
Penelitiannya bertujuan untuk melihat pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi pembangunan manusia. Dengan menggunakan WarpPLS mengadopsi purposive sampling, menggunakan data seri 2014-2017 untuk 415 kabupaten/kota di Indonesia
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa belanja modal berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, terhadap kesejahteraan masyarakat yang diproksikan oleh angka indeks, terbukti telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah.
Hal yang perlu diingat adalah, bahwa besarnya pengaruh belanja modal terhadap peningkatan perekonomian masyarakat dan daerah sangat tergantung dari jenis belanja modal yang dilakukan.
Menggunakan logika sederhana saja. Belanja modal yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat banyak, tentu akan lebih bermanfaat dari pada yang tidak langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat. Terutama di masa pandemi ini.
Oleh: Indra Gusnady, SE, M.Si, (Plt. Kepala Badan Keuangan Daerah Kabupaten Solok)